Senin, 11 November 2013

Surat di Bawah Bantal

"Malam ini aku menulis surat lagi. Surat untuknya, yang sedang jauh dari jarak pandangan mata.

Menulis surat adalah ritual yang istimewa. Tidak boleh dilakukan alakadarnya. Semua tahapannya sudah kuatur dan terencana, sehingga satu pun tidak ada yang terlupa.

Pertama-tama, aku akan mandi. Aku tidak bisa menulis dengan baik jika badanku terasa lengket dan bau. Aku menyabun badanku dengan bersih, menggosok kuat-kuat, berlulur jika perlu. Dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Kedua, aku akan memilih pulpen. Aku punya banyak sekali pulpen. Sebagian besar kubeli hanya karena bentuknya lucu, sebagian kecil kubeli karena murah. Satu pulpen untuk satu surat. Hari ini sepertinya aku akan menggunakan pulpen merah muda dengan hiasan kepala kucing di puncaknya.

Selanjutnya pada tahap ketiga, aku akan menentukan, kertas mana yang paling bagus digunakan hari ini. Terkadang aku memakai kertas surat bergambar kembang-kembang di sisi pojoknya, terkadang aku memakai kertas daur ulang yang terkesan 'nyeni', terkadang jika sedang malas, aku merobek bagian tengah buku tulis adikku. Lalu adikku akan marah. Ia bilang, merobek bagian tengah buku adalah tindakan yang kejam. Hal itu sama seperti mencabut nyawa si buku. Aku tidak percaya padanya. Maksudku, halooo, siapa sih yang akan mendengarkan kicau cerewet bocah laki-laki kelas 3 sd?

Keempat, aku akan mulai menulis. Aku membuka tutup pena perlahan. Sangat perlahan. Kemudian aku mulai mereka-reka bagaimana wajahnya saat ini. Tapi aku tidak bisa. Lagi-lagi yang terbayang di kepalaku hanyalah tampang anak kecil ompong yang mengajakku bermain dan mencari keong.
Walaupun begitu, aku tetap menulis. Aku menulis tentang bagaimana aku masih mengingatnya. Aku menulis bahwa kabarku baik-baik saja dan menanyakan kabarnya serta berharap ia juga baik-baik saja. Aku menulis apa saja. Bahkan aku menulis tentang menu makan malamku yang baru saja kutelan. Tentang kucingku yang hamil lagi dan kemudian melahirkan empat ekor anak kucing. Tentang film kartun yang sedang diputar di televisi. Apa saja. Semuanya.

Kelima, aku melipat kertas yang di dalamnya sudah tercetak baris-baris rapi tulisanku. Aku memasukkannya ke dalam amplop, beserta beberapa sabun kertas warna warni supaya suratku berbau harum ketika ia membukanya. Supaya ia menghirup aroma yang segar saat membacanya.

Tahap terakhir, aku berjalan ke ujung kamarku. Aku meletakkan suratku di bawah bantal. Surat ini akan segera diposkan, lewat mimpi. Aku sudah memilih pos mimpi kilat. Sampainya lebih cepat ketimbang pos mimpi reguler.

Mudah-mudahan bisa sampai ke benaknya, dengan selamat."


Ia mematikan lampu dan berbaring lalu memejamkan mata. Yang barusan diselipkan ke balik bantal adalah suratnya yang ketiga belas. Surat ketiga belas dimana kesemuanya belum berbalas.

Sesosok makhluk kecil mengintip dari balik jendela. Bersayap dan keperakan, ia mendekat ke bawah bantal dengan hati-hati. Terbang berputar, surat di bawah bantal bersinar sebentar. Lalu padam.

Di suatu tempat, seorang laki-laki seusia gadis penulis surat bermimpi. Dalam mimpinya ia membaca sepucuk surat yang dikirimkan sahabatnya di masa kecil. Ia menulis tentang bagaimana ia masih mengingatnya. Ia menulis bahwa kabarnya baik-baik saja dan menanyakan kabarnya serta berharap ia juga baik-baik saja. Bahkan ia menulis tentang menu makan malamnya dan kucingnya yang hamil lagi dan kemudian melahirkan empat ekor anak kucing.

Dalam tidurnya, laki-laki itu tersenyum geli. Ketika terbangun keesokan paginya, dapat dipastikan ia akan merasa bingung karena menemukan sehelai sabun kertas di bawah bantalnya.


Gimana gimana? Kalau bagus komen ya, kalau jelek diem aja. HAHA.
Bercanda, kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan lapang dada. Saya tunggu, ya! :D

8 komentar:

Unknown mengatakan...

Nah ini nik yang aku bilang kalo tulisan yang bernyawa
aku gak bisa nulis yang bernyawa seperti ini haha
ajari aku po'o? apa harus satu tahun lebih tua dari teman sepermainan ya biar bisa gini? haha #canda

any riaya mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
any riaya mengatakan...

*blushing* abdel baik sekali aku terharu :')

Sekar kurnia nurachmandya mengatakan...

kereeeeen nik! #nikitawanitaromantis kalo blogmu di bukuin aku bersedia bikin covernya HAHAHAHA

Unknown mengatakan...

haha bukan maksud sok baik apa gimana, ini jujur sih :D
btw nan langsung buatin aja loh, kan ntar secara gak langsung memaksa nikita buat membukukan blognya hehe

any riaya mengatakan...

mauuu dibikinin cover sama kamu, Nan! *gaya* *sok-sokan*

any riaya mengatakan...

iya aku tau kamu anaknya nggak sok baik dan jujur kok del :')

Unknown mengatakan...

*blushing* nikita suka gitu deh :3